Oleh: naosa geulis | November 25, 2009

Demi Anakku dan Masa Depanku

Judul Buku : Demi Anakku dan Masa Depanku;
Pengalaman Perempuan Korban KDRT dan menjadi Orangtua tunggal
Penulis : Rofi Widiastuti dan Titiana Adinda
Genre : Kisah Nyata (True Story)
Penerbit : Elex Media Komputindo (Gramedia Group)
Tahun Terbit : 2009
Harga : Rp 27.800,-

Janda adalah predikat menakutkan bagi sebagian besar perempuan. Namun tak setiap perempuan punya pilihan menghindari status tersebut. Bahkan saat mereka siap mempertahankan pernikahannya dengan risiko mendapat kekerasan, banyak akhirnya yang digugat cerai oleh pasangannya. Menjadi janda tidak bisa lagi dielakkan. Terlebih masih ada tanggungjawab lain, menjadi orangtua tunggal. Sebuah keharusan karena mantan suami tidak bisa diharapkan menjalankan tanggungjawabnya sebagai orang tua.

Para perempuan ini mesti berjuang melupakan trauma kekerasan, menghadapi gunjingan status janda, dan menghidupi anak-anak. Itu tidak mudah, tapi perjuangan berat tersebut terbayar kala melihat anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan bermental kuat. Dan ternyata, hidup sendiri jauh lebih bahagia dari pada berumah tangga tapi tersakiti.

Oleh: naosa geulis | Oktober 5, 2009

Enos Pu Pacar

Denias tanya sama Enos, “Enos, ko yang pacar sama Minggas to?” Enos bilang “Itu dulu e,, dulu skali..!! Sekarang ini sa pacar dengan cewek yang lagi baca pesan ini

Oleh: naosa geulis | Agustus 7, 2009

Mawar Hitam Tanpa Akar

Penulis: Aprila R.A Wayar
Ukuran: 14 X 21 cm
Tebal: xi + 253 hlm
Penerbit: Papua Room dan Spasi
ISBN: 978-602-8493-07-9
Harga: Rp. 46.000,-

Aprillia Wayar lahir di Jayapura, 28 tahun yang lalu. Sejak menempuh pendidikan tinggi di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) telah aktif terlibat dalam aktivitas mahasiswa Papua di Yogyakarta. Juga aktif mengikuti pelatihan-pelatihan tentang perempuan dan HAM.

Keterkaitannya terhadap dunia tulis menulis menggugahnya untuk menuliskan kehidupan masyarakat Papua Kontemporer dengan menggunakan bahasa populer. Lantas lahirlah sebuah novel yang kemudian diberi judul “Mawar Hitam Tanpa Akar”. Novel Mawar Hitam Tanpa Akar ini merupakan novel pertama karya Aprilia Wayar.

……………………………………………………………………….

“Inilah sebuah novel karya penulis Papua, Aprilia R.A Wayar, yang mungkin merupakan novelis perempuan Papua Pertama di era tahun 2000-an. Aprilia berhasil menyuguhkan sebuah kisah keluarga muda kelas menengah Jayapura dengan segala dinamika kehidupan, mulai dari percintaan sampai kaitan-kaitan dengan persoalan-persoalan politik yang dialami masyarakat papua.

Novel ini, selain akan membuka wacana pengetahuan pembacanya tentang Papua, juga enak dan sangat layak untuk Dibaca!”
(fx Rudy Gunawan, Novelis)

Oleh: naosa geulis | Agustus 4, 2009

Atas Nama Cinta

Banyak Orang Yang Membunuh Anak Gadis Mereka Secara Intelektual & Psikologis Dengan Mengatasnamakan Perlindungan Moral Dan Sosial. Juga Atas Nama CINTA, Banyak Perempuan MATI Secara Intelektual & Psikologis (Nawal EL Saadawi-Tidak Ada Tempat Untuk Perempuan Di Surga)

Oleh: naosa geulis | Juli 24, 2009

Tete Moor Sakit

Tete Moor 1 d sakit, opname di rumah sakit. Satu kali Tete panggil Suster, d bilang “Suster, z bisa sembuh kalo z lihat bendera bintang kejora”. Suster Jawab “Ado… Tete, z ada bendera tapi kecil skali. Tete bilang “Trapapa… Kalo su Lihat Pasti z sembuh”. Suster d angkat rok baru kas tunjuk tato bendera bintang kejora di d pu panta. Tete Kaget! baru Tete Bilang “Adoo… Suster tolong buka halaman sebelahnya, supaya Tete lihat Pace Theis pu Kumis k…!!”

Oleh: naosa geulis | Juli 16, 2009

Kasih Tuhan

Jika Nafas ini ada sampai hari ini, itu bukan karena kehebatan diri kita melainkan karena Kasih TUHAN kepada kita. Oleh sebab itu bersyukurlah karena hidup ini indah dan hari ini tidak akan berulang. (Esy-Asmat)

Oleh: naosa geulis | Juli 16, 2009

Mega, SBY, JK dan Siswa

Mega, SBY, JK dan Seorang siswa sekolah sedang berada dalam pesawat yang mengalami gangguan mesin. Hanya ada 3 parasut yang tersedia dalam pesawat tersebut. Mega mengambil 1 tas parasut dan berkata “Ladies First, saya satu-satunya calon presiden perempuan di sini, wong cilik sedang menantikan saya” lalu ia melompat keluar. Kemudia JK juga cepat-cepat mengambil 1 tas sambil berkata “lebih cepat lebih baee…! Siapa cepat, dia yang dapat…. he…he…” lalu iapun melompat keluar. Tinggalah SBY dan siswa sekolah. SBY bilang “Nak, engkau masih muda, masa depanmu masih panjang dan cerah. Saya sudah lama berbakti untuk negara. Rakyat sudah lebih sejahtera & tenang walaupun saya capres tetapi kamu generasi muda penerus bangsa karena itu… LANJUTKANLAH… silahkan ambil parasut terakhir”. Siswa itu menjawab “Pak SBY Presidenku, masih ada cukup parasut untuk kita berdua karena tadi JK mengambil tas sekolah saya”
(^_^)

Oleh: naosa geulis | Juli 13, 2009

Ngana Pe Tamu Dang

Ada Perem Manado n Bugis berteman akrab datang ke Merauke trus dong 2 dapa booking dari Pace Merauke inap di hotel. Pagi hari setelah tamu pulang, dong 2 ngobrol. Perem Bugis tanya Perem Manado “Bgmn tamu kita?” Perem Manado Jawab “de pe mai…. so lama kita babote, baru kali ini kita rasa kingkong paku pa kita” trus de tanya Perem Bugis “Ngana pe tamu dang?” Perem Bugis Jawab “Ede de… besar sekali lasona, hampir mi rusak mata pencarianku” (^_^)

Older Posts »

Kategori